“Story in My life Of Oxford University”


Jam berdetak mengguras setiap detik-detik waktu. Hembusan angin malam menyapa lembut Kota Britania Raya, Inggris… Namaku Aqilla Hurnaya Husein, aku mendapat kesempatan beasiswa kuliah di luar negeri dan itu suatu mimpi dan kebanggan tersendiri buatku. Sebuah mimpi dan angunku kala kecil. Aku mengambil jurusan Communication Studies di Oxford University, Inggris.
Di samping itu, aku mempunyai hobi dalam kepenulisan. Aku sering menuangkan Ide – ldeku dalam bentuk cerpen ataupun puisi di website. Malam ini aku tetap menatap layar monitorku, menunggu notif yang tak kunjung terkirim. Kemarin malam, aku mengirimkan naskah kepada penerbit untuk mengikuti jalur seleksi dan sampai saat ini aku belum mendapatkan kabar. Sebuah nama berada di layar ponselku, ada telpon yang masuk. “Hallo, assalamu’alaikum Husna”. Suara yang lembut menyapaku. waalaikum salam. Siapa ya? Ucapku. Saya Aisyah, waktu itu kita bertemu di perpustakaan kampus. Saya ngabarin kamu, besok ada orasi mahasiswa.” ujar Aisyah. Memberi tahuku. “oh ya? Terimakasih Aisyah atas Infonya. Besok kita bertemu.”
“Sama – Sama Husna. Aku Tutup telfonya, Assalamualaikum”. Aisyah menutup telponya “waalaikumsalam”. Percakapan kami sampai disitu.
Sebuah kabar yang langka bagiku” Orasi Mahariswa”. Apa yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya akan ku ceritakan sedikit tentang kampusku. “Oxford University”. Teletak di Inggris. Kota ini terletak sekitar 90 km lem dari London dan di aliri sungai Thames. Oxford mulai di mukimu pada masa Anglon – Saxon. Oxford memiliki 38 Collage (Semacam asrama) dan 6 Permanent Private Halls (PPHs). Di sinila para mahasiswa tinggal, belajar, makan, dan bersosialisasi atau berorganisasi. Aku banyak sekali mendapatkan pengalaman dan motivasi yang luar biasa tentunya. Oxford juga mempunyai alumni yang terkemuka seperti Stephen Howking, Emma Watson, Calotte Hope dan JRR Tolkien. Mereka adalah alumi yang luar biasa.
Pagipun destang, matahari menyambut dengan hangat di Oxford. Setelah selesai sholat subuh, tentunya sebagai seorang muslimah aku tak pernah meninggalkan kewajibanku. Sebelum pergi ke kampus aku menyempatkan membaca Al-Qur’aun Membereskan buku-buku keperluan lainnya. Kali ini, aku membuat sandwich untuk sarapan pagiku dan segelas susu. Aku ada kelas pagi, ben aku ingat da’wah hari ini ada orasi mahasiswa. Segera aku mengadili benda pipiku dan ku telpon Aisyah. “Assalamu’alaikum Aisyah.” Waalaikumsalam Husna, kamu dimana?” Ujar Aisyah cemar. “Aku masih di asrama. Apakah disana baik-baik saja?” Aku iku cemas dengan suasana hari ini. Karena di halaman kampus sedang ada orasi yang tentunya melibatkan semua mahasiswa yang meminta keadilan. “Aku didekat kampus. Buruan kamu kesini dan hati-hati.” Perintah Aisyah mengingatkanku. “Aku segera kesana.” Dengan cepat aku bergegas kesana.
Dengan cepat ku ayunkan sepedahku dan berharap semua akan baik-baik saja. Setelah 10 menit, aku sampai di sana. Pemandangan yang sangat membuatku tertegun dan tak berkutik apa-apa. Semua Mahasiswa memenuhi halaman kampus, sebagian dari mereka ada yang ikut orasi dan sebagian hanya sebagai penonton. Mereka membawa spanduk dan menyerukan keluh kesah mereka. Dan yang membuatku tak berkutik, ada salah satu pemuda yang mengucapkan “Allahu akbar” dengan lanting dan tegas. Dia muslim. Ada sebuah hadits yang dia ucapkan. Namun aku tak tau artinya. Dari situlah aku mulai mencari tau tentang dirinya. Orasi Mahasiswa mulai kondusif dan membaik setelah ada penjelasan dari pihak kampus.
Seseorang memanggilku dari belakang, dia Aisyah. Aisyah adalah salah satu mahasiswi yang mendapatkan beasiswa sepertiku. Dia cantik, pintar, dan memiliki jiwa yang tegas. Kita bertemu saat bedah buku di perpustakaan kampus. Dia sama denganku, dari Indonesia yang memiliki kesempatan untuk meraih mimpi di Oxford University. “Husna.” Terkadang dia begitu cerewet kepadaku. Namun, aku menyayanginya seperti Saudaraku. “Aku mencarimu dari tadi.” Ucapnya khawatir. “Maaf.” Aku sambil mengedipkan mataku jahil kepadanya. “Yaudah deh, aku maafin. Aku takut kamu kenapa – kenapa saat Orasi tadi.” Ucapnya panjang lebar. Aku tau kok kamu khawatir sama aku”. Ucapku jahil menggodanya. panjang lebar “Husna.” Dia berteriak seakan gendang telingaku mau pecah. Dan kami tertawa, persahabatan kami begitu tulus dan tak ingin di pisahkan satu sama lain.
Sebuah ruangan dengan ornamen Eropa ini, menyibukkankan dengan buku-buku. Aku berada di perpustakaan terbesar di Inggris. Disinilah mahasiswa sering menghabiskan waktu. Aku berkutik dengan layar laptopku karena matkulku (Mata kuliah) di ganti siang, aku mencoba mengecek websiteku apakah ada notif soal seleksi cerpenku. Dan akhirnya dengan rasa syukur kepada Allah SWT, alhumdulillah aku sangat bahagia. Naskah cerpenku diterima dan akan diterbitkan. Dan seperti mimpi, aku sangat senang berkat dukungan teman-teman, do’a Abhi dan Ummi selalu menyertaiku.
Aku menekuni dalam dunia sastra dan kepenulisanku sejak aku masih SMP. Kala itu, aku sama sekali tidak ada rasa minatpun dalam bidang kepenulisan. Namun ada temanku yang selalu sibuk dengan Hpnya. “Kamu ngapain sih, sibuk banget tiap hari natap ponsel”. ucapku kesal, karena aku selalu di kacangin. “Oh ini nih, kalau kudet. Aku lagi baca wattpad. Kamu tau, dunia halluku semakin tinggi. Terlena aku dalam dunia Orange ini.” Jelasnya panjang lebar yang membuatku geli sendiri. “Wattpad itu apaan?”. Ucapku polos tanpa dosa. “Huuhh”. Dia mendengar kesal. “Wattpad itu aplikasi yang menyediakan berbagai karya sastra, bisa berupa cerpen ataupun novel. Coba deh kamu download, pasti kamu bakal ketagihan”. Tuturnya secara detail. Dan ku anggukkan kepala sebagai tanda paham.
Sejak itu aku mencoba donwload aplikasi warna orange clan berlambang W. Dan aku mulai banyut dan terjun di wattpad. Detik Itu juga aku langsung menyukai dunia Sastra Karyaku juga sudah banyak aku upload di wattpad seperti, After Senja, Dunia Fantary, Teruntukmu Calon Imamku, Bukuku yang Rusak, dan masih banyak lagi. Bahkan ada beberapa yang akan diterbitkan.
Fokusku terpecah saat jam dinding menunjukkan pukul 12:00 waktu inggris. Matkulku segera dimulai. Aku beranjak dari bangkuku dan menuju kelas. Aku Fokus mendengarkan dosen yang menjelaskan tentang Communication Studies. Aku sudah memasuki Semester 8 dan 2 bulan lagi akan skripsi. Betapa cepatnya waktu ini. Mengingat aku akan wisuda dan untuk detik-detik hampir purnanya kuliahku, aku memutuskan untuk refresing mencari udara segar bersama Aisyah.
Minggu selanjutnya, disaat aku dan Aisyah berada di tempat dekat kampus melihat laki-laki itu yang aku lihat saat Orasi kampus. Aku tanya kepada Aisyah. “Aisyah, kamu tau pemuda itu?” ku tunjukkan telunjukku ke arah pemuda itu “Oh dia Ali, salah satu mahasiswa di sini juga”. Aisyah memberitahu tentang pemuda itu. “Kenapa memangnya, kamu suka ya?” Aisyah menggodaku. “Ih apaan sih, enggak gitu, aku pernah lihat dia saat orasi waktu itu.” coba ku terangkan pada Aisyah. “Dia emang sering ikut Orasi, dia seorang aktivis dan sering membantu mahasiswa untuk mencari keadilan.” Aku mendengarkan Aisyah dengan baik. Aku harap aku bisa bertemu denganya, dalam hati ku berbicara.
2 bulan berlalu dengan cepat dan saat ini sidang skripsi dilaksanakan. Aku berdo’a semoga Allah lancarkan urusanku. Dan disaat sidang dibacakan, jantungku deg-degan tak karuan. Dan yah… aku lolos. Betapa bahagiaku saat itu. Aku dan Aisyah lolos. Dan aku sangat-sangat bersyukur. “Husna, kamu jangan lupakan aku ya ?” Dengan wajah penuh harap Aisyah mengatakan itu dengan haru.. “Tidak akan. Kamu adalah sahabatku yang paling baik dan cantik”. Kebersamaan kami tidak akan terlupakan.
Dan tibalah acara wisuda kami. Semua mahasiswa kumpul menjadi satu di sebuah aula. Dan aku merasa bangga dan bahagia dan yang membuat senang dan terharu ada kedua orang tuaku disana. Dan acarapun dimulai. Setelah beberapa speech dari para mahasiswa, dosen, dan pihak-pihak penting lainnya, kami menyanyikan lagu kebanggaan kampus kami. Dan saatnya acara penobatan gelar kampus. Tangis haru, bahagia, dan semuanya pecah menjadi satu.
Kami berpelukan, dan tangispun pecah seketika. Disaat namaku disebut “Aqilla Husnaya Husain”. Keringatpun mengucur keseluruh tubuh. Aku mulai gemetar. Dan disaat dibacakan aku mendapat gelar camlaude dan master terbaik di kampus itu. Aku merasa bangga dan aku berhasil mendapatkannya.
Disitulah aku dan Ali bertemu di acara wisuda dan kamipun berkenalan. Dan kita saling bertukar telepon. Dan yang membuat haru, Ali ternyata sudah mengenalku lebih dulu. Dan dia punya niatan serius untukku. Dia ingin melamarku. Sontak aku kaget dan bahagia. Laki-laki yang aku kagumu ternyata perasaan yang sama ia miliki terhadapku.
Aku berterimakasih kepada Allah SWT. Karena mimpiku terwujud. Aku dan kedua orang tuaku Abhi dan Umi kami saling berpeluk. “Trimakasih Abhu dan Ummi atas do’a dan didikan kepada Husna, sampai Husna bisa dulu posisi seperti ini. I Love You Abhi Ummi.”
Mimpi_Satu kata yang membuatku berlari
Angan yang membuatku untuk bertepi
Tak kenal lelah ku tetap pergi, tinggalkan
Zona nyaman untuk ku berkarya sampai saat ini.
“Succes You Will not get, If You Stand Idly”
“Kesuksesan tidak akan kamu dapat, jika hanya berpangku tangan.”
Jangan pernah kalian untuk terus berkarya dalam khayalan, namun wujudkan mimpi kalian dalam dunia nyata. Hidup tak sesimpel yang kalian fikirkan. Dunia ini keras dan kalian harus siap menghadapi tantangan, lika-liku hidup, hinaan, celaan dari orang-orang. Fokus luruskan niat baikmu dan raih mimpimu. Jangan dengarkan kata orang yang sekiranya dia toxic untukmu. Tapi, dengarkan apa kata hatimu karena kesuksesan tidak akan kamu dapat jika kamu hanya berdiam diri. Good Luck!
Penulis : Elsa Zakiya (XII-MIPA)
Foto : https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Famanat.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2Fimages-4.jpeg&imgrefurl=https%3A%2F%2Famanat.id%2F7-peluang-bisnis-menggiurkan-bagi-kamu-yang-baru-lulus-kuliah%2F&tbnid=dN-4bLubd7gBkM&vet=1&docid=lmUkzmKdUN-B6M&w=620&h=354&itg=1&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim